SOKOGURU – Ketegangan geopolitik global kembali memanas, dan dampaknya langsung terasa di pasar keuangan dunia.
Harga emas melonjak tajam dan mencetak rekor penutupan mingguan tertinggi sepanjang sejarah setelah serangan rudal Iran ke pusat kota Tel Aviv menyusul aksi militer Israel sebelumnya.
Dampak konflik ini menciptakan gelombang besar di pasar global.
Harga emas spot menembus \$3.433 per ounce atau setara sekitar Rp56,3 juta per ons (kurs Rp16.400/USD), tertinggi sepanjang masa, mendorong investor berbondong-bondong beralih ke aset safe haven seperti emas, perak, dan platinum.
“Tensi geopolitik, lonjakan harga minyak, dan kekhawatiran ekonomi global membuat permintaan logam mulia meroket,” terang analis kanal YouTube SD Bullion dalam pembaruan terbarunya, sebagaimana dikutip sokoguru.id Selasa, 17 Juni 2025.
Shock Global: Harga Emas Melesat Tak Terkendali
Serangan balasan antara Iran dan Israel menciptakan ketakutan akan eskalasi perang besar di Timur Tengah. Dalam situasi ini, emas kembali membuktikan dirinya sebagai aset lindung nilai terbaik.
Bank of America bahkan sempat menyebut bahwa harga emas butuh “guncangan besar” agar bisa melampaui resistensi \$2.000. Kini, guncangan itu nyata.
“Kami punya target emas \$4.000, tapi semula kami perkirakan itu baru tercapai di 2026. Dengan situasi saat ini, percepatan sangat mungkin terjadi,” ujar Francisco Blanch, kepala riset komoditas BofA, seperti dikutip sokoguru.id dari kanal YouTube SD Bullion, Selasa, 17 Juni 2025.
Target \$4.000 per ounce berarti sekitar Rp65,6 juta per ons emas, angka fantastis yang bisa tercapai lebih cepat dari dugaan sebelumnya.
Bank Sentral & Investor Besar Panik Borong Emas
Menambah kekuatan reli harga, bank sentral dunia kembali meningkatkan cadangan emasnya. Kini, **emas telah melampaui euro sebagai cadangan terbesar kedua secara global, hanya kalah dari dolar AS.
Investor kawakan seperti Jeff Gundlach juga menyebut emas bukan lagi instrumen spekulan, tapi sudah menjadi aset utama global.
“Orang-orang beli emas di Costco dan kehabisan stok! Ini bukan main-main. Emas jadi aset berkualitas tinggi, bukan cuma untuk survivalist,” kata Gundlach, dalam video tersebut.
Potensi Krisis Global, Harga Bisa Tembus Rp160 Juta per Ons?
SD Bullion memperingatkan bahwa jika pola historis kembali terulang, harga emas bisa menembus lima digit (USD) dalam beberapa dekade mendatang, atau setara Rp160 juta per ons.
Hal ini bisa terjadi jika:
- Resesi global makin dalam
- Ketegangan geopolitik terus memburuk
- Kepercayaan pada sistem keuangan fiat makin goyah
Sebagai catatan sejarah, saat dunia dikejutkan oleh krisis energi dan konflik pada 1980, emas sempat menyumbang hingga 65% dari total cadangan devisa global.
Kesimpulan: Momentum Emas Sedang Terbakar!
Kenaikan harga emas ini bukan sekadar spekulasi. Ini adalah respons nyata terhadap:
- Perang dan instabilitas di Timur Tengah
- Ketidakpastian ekonomi global
- Lonjakan permintaan logam mulia oleh bank sentral
- Pergeseran aset dari obligasi ke komoditas nyata
Investor disarankan untuk segera mempertimbangkan alokasi emas dalam portofolio mereka sebelum harga melambung lebih tinggi.
“Kita mungkin sedang menyaksikan awal dari reli logam mulia terbesar sejak krisis 2008,” ucap analis SD Bullion dalam laporannya.
CATATAN:
Jika Anda belum memiliki emas, waktunya mulai sekarang. Kondisi global yang rapuh bisa membuat emas menjadi penyelamat nilai kekayaan Anda. (*)
